Aku tidak menyangka bahwa sedekah bisa membawa keajaiban. Hal ini terjadi padaku dan aku membuktikan keajaiban sedekah memang ada.
Hai Vemale, namaku Nia. Kisah ini benar-benar terjadi padaku dan ingin aku bagikan pada Sahabat Vemale yang lain agar tidak pelit bersedekah. Keajaiban sedekah itu ada dan bisa terjadi pada semua orang.
***
"Jangan lupa sedekah, nduk!"
Kira-kira begitulah pesan ayah setiap saat. Ayahku adalah orang tua yang cukup ketat dalam hal agama, sehingga dia selalu memberi saran agar aku memberikan sedekah, sekecil apapun itu. Oh iya, 'nduk' adalah panggilan kesayangan untuk anak perempuan, biasanya diucapkan oleh masyarakat Jawa.
Sejak kecil, aku memang terbiasa memberikan sedikit uang jajan pada orang lain. Jika ada baju yang masih layak pakai atau mainan yang masih bagus, biasanya aku berikan pada orang lain. Sedekah tidak harus berupa uang yang banyak, begitu kata ayah. Sedekah tidak akan membuat kita miskin, karena rezeki selalu datang pada siapapun yang mau membantu orang lain.
Tinggal jauh dari keluarga membuatku lupa bersedekah
Sayangnya, kebiasaan bersedekah ini mulai jarang kulakukan sejak kuliah. Jauh dari orang tua membuatku sedikit melupakan hal-hal seperti sedekah atau makan teratur. Empat tahun kuliah aku habiskan untuk belajar dan menambah teman. Jujur, aku lupa bersedekah dan hanya berpikir bahwa masa depan bisa diraih asal punya banyak ilmu dan teman.
Setelah lulus kuliah, aku memutuskan untuk tetap tinggal di kota besar, karena kesempatan kerja bisa lebih luas. Berbulan-bulan lulus kuliah dengan nilai IPK tinggi, nyatanya aku belum juga bekerja. Ada beberapa panggilan kerja, namun hanya sampai tes tertulis saja. Jujur, aku mulai mencemaskan bagaimana nasibku jika berbulan-bulan di kota orang tanpa penghasilan.
Ayah kembali mengingatkan pentingnya sedekah
Semua cara aku lakukan, mulai dari mengirim lamaran dengan berbagai teknik, menguasai wawancara dan sebagainya, namun belum juga kudengar kabar menggembirakan. Sebagai anak, saya tahu bahwa orang tua juga berharap agar aku cepat bekerja dan punya penghasilan sendiri.
Dalam kegelisahan hati yang tidak menentu, aku menelepon ayah dan menceritakan kondisiku. Seperti biasa, ayah selalu memintaku untuk bersabar, kadang menunggu akan memberi hasil terbaik pada akhirnya. Tanpa kusadari, ayah menanyakan satu hal yang selama ini aku lupakan.
"Jangan lupa berdoa dan sedekah, nduk. Ayah dan ibu selalu mendoakanmu dari sini," begitu kata ayah.
Satu kalimat yang membuat hatiku terasa mencair. Entah kenapa, pada saat itu aku menangis. Aku lupa bahwa sesuatu yang kecil itu sudah lama aku lupakan. Selama ini aku menutup mata bahwa ada perkampungan kumuh tidak jauh dari rumah kosku. Sepertinya aku terlalu memikirkan hidup hemat, sehingga lupa bersedekah.
Tidak perlu waktu lama, aku mengumpulkan uang yang tersisa dan membelikan beberapa kilogram beras. Saya tahu bahwa beras adalah kebutuhan pokok yang pasti diidam-idamkan masyarakat yang hanya makan nasi aking setiap hari.
Ada rasa bahagia yang sangat besar ketika saya membagikan beberapa bungkus beras itu pada masyarakat di sekitar tempat kos. Saat melihat senyum-senyum mengembang di bibir mereka, seperti ada kekuatan baru yang membuatku untuk optimis dan ikhlas. Inilah kenikmatan berbagi, saat apa yang kita miliki bisa membahagiakan orang lain.
Kata ayah, saat sedekah jangan hitung-hitungan
Aku pun tidak menghitung berapa nominal yang keluar, namun hati ini sangat lega. Lalu keajaiban itu terjadi. Hanya beberapa hari setelah aku bersedekah, aku menerima beberapa panggilan kerja. Satu persatu tes aku lakukan dengan hati yang lebih tenang. Sekitar dua minggu kemudian, empat perusahaan menerimaku bekerja.
Jujur, aku sampai bingung harus memilih yang mana. Tapi keputusan tetap harus mengambil salah satu dari empat perusahaan yang menawarkan masa depan untukku. Saat aku ceritakan hal ini pada teman-teman, ada yang bilang bisa jadi keajaiban sedekah, ada juga yang bilang mungkin kebetulan saja.
Namun saya percaya bahwa keajaiban sedekah itu ada, karena saya bukan manusia yang percaya kebetulan, karena semua hal pasti sudah direncanakan oleh Yang Maha Kuasa.
Semoga kisah ini bisa memberi motivasi kepada teman-teman Vemale untuk bersedekah, tidak hanya pada golongan tertentu, tapi pada sesama manusia.
Saat kamu bersedekah, akan ada pintu-pintu rejeki yang terbuka. Maka jangan takut, sedekah tidak akan membuatmu jatuh miskin. Itulah pesan ayah yang tidak akan aku lupakan.
sumber : http://www.vemale.com/inspiring/lentera/44179-setelah-sering-sedekah-banyak-tawaran-pekerjaan-datang-padaku.html
Hai Vemale, namaku Nia. Kisah ini benar-benar terjadi padaku dan ingin aku bagikan pada Sahabat Vemale yang lain agar tidak pelit bersedekah. Keajaiban sedekah itu ada dan bisa terjadi pada semua orang.
***
"Jangan lupa sedekah, nduk!"
Kira-kira begitulah pesan ayah setiap saat. Ayahku adalah orang tua yang cukup ketat dalam hal agama, sehingga dia selalu memberi saran agar aku memberikan sedekah, sekecil apapun itu. Oh iya, 'nduk' adalah panggilan kesayangan untuk anak perempuan, biasanya diucapkan oleh masyarakat Jawa.
Sejak kecil, aku memang terbiasa memberikan sedikit uang jajan pada orang lain. Jika ada baju yang masih layak pakai atau mainan yang masih bagus, biasanya aku berikan pada orang lain. Sedekah tidak harus berupa uang yang banyak, begitu kata ayah. Sedekah tidak akan membuat kita miskin, karena rezeki selalu datang pada siapapun yang mau membantu orang lain.
Tinggal jauh dari keluarga membuatku lupa bersedekah
Sayangnya, kebiasaan bersedekah ini mulai jarang kulakukan sejak kuliah. Jauh dari orang tua membuatku sedikit melupakan hal-hal seperti sedekah atau makan teratur. Empat tahun kuliah aku habiskan untuk belajar dan menambah teman. Jujur, aku lupa bersedekah dan hanya berpikir bahwa masa depan bisa diraih asal punya banyak ilmu dan teman.
Setelah lulus kuliah, aku memutuskan untuk tetap tinggal di kota besar, karena kesempatan kerja bisa lebih luas. Berbulan-bulan lulus kuliah dengan nilai IPK tinggi, nyatanya aku belum juga bekerja. Ada beberapa panggilan kerja, namun hanya sampai tes tertulis saja. Jujur, aku mulai mencemaskan bagaimana nasibku jika berbulan-bulan di kota orang tanpa penghasilan.
Ayah kembali mengingatkan pentingnya sedekah
Semua cara aku lakukan, mulai dari mengirim lamaran dengan berbagai teknik, menguasai wawancara dan sebagainya, namun belum juga kudengar kabar menggembirakan. Sebagai anak, saya tahu bahwa orang tua juga berharap agar aku cepat bekerja dan punya penghasilan sendiri.
Dalam kegelisahan hati yang tidak menentu, aku menelepon ayah dan menceritakan kondisiku. Seperti biasa, ayah selalu memintaku untuk bersabar, kadang menunggu akan memberi hasil terbaik pada akhirnya. Tanpa kusadari, ayah menanyakan satu hal yang selama ini aku lupakan.
"Jangan lupa berdoa dan sedekah, nduk. Ayah dan ibu selalu mendoakanmu dari sini," begitu kata ayah.
Satu kalimat yang membuat hatiku terasa mencair. Entah kenapa, pada saat itu aku menangis. Aku lupa bahwa sesuatu yang kecil itu sudah lama aku lupakan. Selama ini aku menutup mata bahwa ada perkampungan kumuh tidak jauh dari rumah kosku. Sepertinya aku terlalu memikirkan hidup hemat, sehingga lupa bersedekah.
Tidak perlu waktu lama, aku mengumpulkan uang yang tersisa dan membelikan beberapa kilogram beras. Saya tahu bahwa beras adalah kebutuhan pokok yang pasti diidam-idamkan masyarakat yang hanya makan nasi aking setiap hari.
Ada rasa bahagia yang sangat besar ketika saya membagikan beberapa bungkus beras itu pada masyarakat di sekitar tempat kos. Saat melihat senyum-senyum mengembang di bibir mereka, seperti ada kekuatan baru yang membuatku untuk optimis dan ikhlas. Inilah kenikmatan berbagi, saat apa yang kita miliki bisa membahagiakan orang lain.
Kata ayah, saat sedekah jangan hitung-hitungan
Aku pun tidak menghitung berapa nominal yang keluar, namun hati ini sangat lega. Lalu keajaiban itu terjadi. Hanya beberapa hari setelah aku bersedekah, aku menerima beberapa panggilan kerja. Satu persatu tes aku lakukan dengan hati yang lebih tenang. Sekitar dua minggu kemudian, empat perusahaan menerimaku bekerja.
Jujur, aku sampai bingung harus memilih yang mana. Tapi keputusan tetap harus mengambil salah satu dari empat perusahaan yang menawarkan masa depan untukku. Saat aku ceritakan hal ini pada teman-teman, ada yang bilang bisa jadi keajaiban sedekah, ada juga yang bilang mungkin kebetulan saja.
Namun saya percaya bahwa keajaiban sedekah itu ada, karena saya bukan manusia yang percaya kebetulan, karena semua hal pasti sudah direncanakan oleh Yang Maha Kuasa.
Semoga kisah ini bisa memberi motivasi kepada teman-teman Vemale untuk bersedekah, tidak hanya pada golongan tertentu, tapi pada sesama manusia.
Saat kamu bersedekah, akan ada pintu-pintu rejeki yang terbuka. Maka jangan takut, sedekah tidak akan membuatmu jatuh miskin. Itulah pesan ayah yang tidak akan aku lupakan.
sumber : http://www.vemale.com/inspiring/lentera/44179-setelah-sering-sedekah-banyak-tawaran-pekerjaan-datang-padaku.html
0 Response to "Setelah Sering Sedekah, Banyak Tawaran Pekerjaan Datang Padaku"
Posting Komentar